Cara Budidaya dan Beternak Burung Branjangan Lengkap
Cara Budidaya dan Beternak Burung Branjangan Lengkap ~ Budidaya dan Beternak Burung. Burung branjangan adalah
salah satu burung kicauan yang dapat menirukan suara burung lain, meskipun
sesungguhnya suara alasan (lagu aseli burung itu di alam) hanya terdiri dari
tiga potongan lagu utama, yakni “tit” “cek” atau “cik” dan “tir”. Keistimewaan branjangan yang tidak dimiliki burung lain adalah
kemampuannya berkicau sembari hovering (terbang di tempat). Di alam bebas,
burung ini suka terbang secara memanjat (terus membumbung ke atas) sembari
berkicau sampai tidak terlihat, dan tiba-tiba sudah meluncur sampai di tanah.
Cara Budidaya dan Beternak Burung Branjangan Lengkap.
Habitat
Branjangan memiliki
kerabat begitu banyak. Termasuk Alaudidae dengan 75 jenis dalam kerabatnya.
Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam istilah asingnya ’bushlark’ yang
artinya burung semak kecil yang periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi,
serangga, dan pucuk tanaman muda. Jika sudah musim berkembang biak tiba, pada
bulan Maret hingga September, dan masa puncak dari mulai Maret sampai Agustus,
branjangan cepat sekali melakukan perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.
Di habitatnya
branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau
setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya
di Jawa jika musim tebang tebu dan musim petik kedelai, branjangan selalu
muncul dan membuat sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang
nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi
petani tebu.
Burung branjangan
menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah
kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Burung
petengger (passerin) di atas batu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di
Indonesia branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan
Selatan, Nusa Tenggara dan Bali. Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal
di kalangan mania burung di Indonesia adalah Mirafra Javanica.
Ciri berdasar daerah asal
Saat ini Branjangan
yang kita temui di pasaran sedikit sekali yang berasal dari tanah Jawa, yang
terkenal dengan burung branjangannya yang baik. Namun saat ini branjangan yang
ada di pasar banyak berasal dari daerah Nusa Tenggara maupun Sumatra.
Di kalangan penghobi
burung Indonesia, branjangan yang populer adalah yang berasal dari Pulau Jawa,
khususnya khususnya Jawa Tengah (Petanahan dan Kali Ori) dan Jogja (daerah
Wates). Burung dari kawasan ini memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar
branjangan. Antara lain adalah mental yang baik, body yang besar dan volume
suara yang keras dan variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna
yang menarik, kemerahan atau kekuningan.
Di Pulau Jawa,
branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Jawa Barat.
Untuk wilayah Jawa
Barat maka yang menjadi maskot bagi penggila Branjangan adalah yang berasal
dari daerah Sapan. Burung dari daerah Sapan terkenal dengan suaranya yang
nyaring melengking dan kristal, jambul juga menjadi ciri khas burung ini. (jambul
patent).
Branjangan dari
daerah Sapan jika dilihat dari fisiknya tidak terlalu besar hanya seukuran
12-13 cm. berbeda jika dibandingkan dengan branjangan dari daerah Jawa Tengah
yang dapat mencapai ukuran tubuh 12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan
cenderung berpola lebih gelap dengan corak batik yang berwarna hitam hampir
serupa dengan branjangan yang berasal dari daerah NTB dan Sumbawa.
Sementara itu
branjangan dari Sri Kayangan, Kulonprogo (Wates) berdaya tarik tinggi karena
ciri fisik yang lebih besar dan memiliki warna dan pola batik yang lebih
menarik. Sedangkan branjangan dari Nusa Tenggara mempunyai corak warna bulu
yang lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga tidak sebesar jenis branjangan dari
daerah lain, seukuran 10-12 cm.
Ciri jantan dan betina
Ciri-ciri jantan bisa
dilihat dari warna tubuhnya coklat agak tajam dan bulunya tebal. Begitu pula
warna paruhnya hitam mengkilat. Jika bertemu burung sejenis muncul jambul
dikepalanya agak panjang dan lebih gagah.
Branjangan betina
warna bulunya agak kusam. Betina juga memiliki jambul, sehingga jangan
terkecoh. Bedanya, jambul betina lebih pendek. Volume suaranya sama-sama keras,
namun suara betina terputus-putus dan kurang variasinya.
Untuk membedakan
jenis kelamin branjangan, bisa juga dilihat dari paruhnya. Pada branjangan
jantan, paruh bagian bawah terlihat putih atau terang sementara yang betina
terlihat gelap atau hitam atau kecoklatan.
Memilih branjangan
Tidak ada patokan
khusus dalam memilih branjangan. Namun seorang penghobi dan juga pedagang
burung, Mulyanto di Pasar Ngasem Yogyakarta, mengatakan ciri-ciri branjangan
yang baik antara lain bentuk fisiknya atletis, ekor dan badan panjang, mata
tajam (menunjukkan petarung), bulu lembut seperti sutra sedangkan paruhnya
bagai burung gelatik tapi agak bengkok sedikit ke bawah.
Cara perawatan
-Tempat: Branjangan bisa
dipelihara dengan sangkar bulat diamter 25-30 cm dengan panjang atau tinggi
antara 60 cm sampai 100 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat
dari batu apung dan bagian dasar sangkar diberi bubukan batu bata atau tanah
kering yang diayak.
Usahakan pembuatan
bubukan dari batu bata yang lunak. Hancurkan, kemudian disaring. Kalau tidak
disaring apalagi batu batanya keras, bisa merusak bulu/tubuh burung. Bisa jugta
menggunakan debu (tanah yang bersih yang dikeringkan dan dihancurkan
halus/disaring).
- Pakan: Sama dengan
burung lain pada umumnya, branjangan memerlukan menu pakan yang variatif
sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain
lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya
seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain
itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl,
Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin,
perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan
tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem
pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi
sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi
tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk mineral
yang diperlukan burung branjangan adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase,
Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung branjangan:
·
Jam 07.00 burung
diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan dengan cara disemprot
dengan sprayer asal terlihat basah. Sebelum disempot, bersihkan kotoran yang
tercampur dengan bubukan batu bata. Kemudian ganti atau tambahkan pakan
branjangan berupa biji-bijian seperti milet, canary seed, jewawut, dan gabah.
·
Bersihkan wadah air
minum dan berikan air matang yang sudah dingin sebagai air minum.
·
Berikan jangkrik
kecil sebanyak 2-3 ekor pada cepuk EF. Setiap tiga hari sekali, bisa
ditambahkan kroto sebanyak satu sendok teh sebagai EF.
·
Penjemuran dapat
dilakukan selama 2-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran.
·
Setelah dijemur,
angin-anginkan kembali burung tersebut selama 10 menit, lalu gantang di tempat
teduh atau di dalam rumah.
·
Siang hari sampai
sore (jam 12.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau
burung-burung master.
·
Jam 15.30 burung
diangin-anginkan kembali di teras.
·
Berikan jangkrik
kecil 2 ekor pada cepuk EF.
·
Jam 18.00 burung
dimasukkan ke rumah. Burung tidak perlu dikerodong jika Anda ingin mendengarkan
suaranya karena burung branjangan juga suka berkicau di malam hari.
PENTING:
Bubukan batu bata
diganti minimal sepekan sekali. Meski tidak perlu dikerodong setiap malam,
branjangan tetap perlu dilatih kerodong agar tidak kelabakan ketika suatu saat
kita perlu mengerodongnya, misalnya ketika akan dibawa ke luar rumah atau ke
arena lomba.
Penanganan branjangan kondisi drop
·
Tingkatkan porsi
pemberian jangkrik menjadi 3 pagi dan 3 sore.
·
Burung segera
diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung branjangan lain
·
Lamanya penjemuran
ditambah menjadi 2-3 jam/hari
·
Berikan vitamin
tambahan.
PENANGANAN BRANJANGAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada
tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang
diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba
yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola
perawatan dan stelan lomba untuk burung branjangan:
·
H-3 sebelum lomba,
jangkrik bisa dinaikkan menjadi 4 ekor pagi dan 2 ekor sore.
·
H-2 sebelum lomba,
burung sebaiknya dijemur maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan burung branjangan pasca lomba
Perawatan pasca lomba
sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola
perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung branjangan:
·
Porsi EF dikembalikan
ke stelan harian.
·
Berikan Multivitamin
pada air minum pada H+1 setelah lomba.
·
Sampai H+3 setelah
lomba, penjemuran maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan
branjangan mabung
Masa mabung (moulting)
merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang
dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total
protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu
ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan
selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang
disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur
serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun
sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam
amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus
bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan
tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk
membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung,
mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan
energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung
harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat
mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang
diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak
ketimbang burung yang sedang memproduksi telur.
Faktor-faktor yang
berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat
kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus
perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan
burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama
untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan
suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna
mungkin.
Untuk menyediakan
protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus
meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat
diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus
pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral
yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino
untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya
mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung
burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang
tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit - Penyakit yang
disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma adalah
penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu.
Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula
menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk – Sebagaimana
digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara
normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi bisa
menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah kusam,
melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi – penggunaan bahan
kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan merusak bulu.
Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal
sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika
diberikan semasa burung mabung.
* Stres – Hal ini terjadi
terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan manusia
menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda
lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan
segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari
burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi yang cukup selama
burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa
pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan
yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung
kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah
melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu
Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Branjangan bermasalah
Untuk burung-burung
yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan
seusai masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang.
Pola Perawatan masa mabung:
Pola Perawatan masa mabung:
·
Tempatkan burung di
tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak
dalam kondisi dikerodong.
·
Tidak perlu
dimandikan.
·
Pemberian porsi EF
diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru
dan untuk pertumbuhan bulu baru.
Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat
burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat
untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan
pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara
burung master.
Perawatan branjangan macet bunyi
Jika branjangan
mengalami macet bunyi pasca mabung Anda bisa melakukan treatment sebagai
berikut
·
Beri pakan
undur-undur. Caranya, cari binatang kecil (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek
api) yang suka berumah di tanah berdebu itu. Ambil 10-15 ekor. Ganti bubukan
bata/tanah di sangkar branjangan Anda dan ganti dengan debu tempat asal
undur-undur berada; atau ganti dengan bubukan bata yang baru. Sebab saja undur-undur
hidup di sana, nanti dia akan bersarang di bubukan bata/debu itu. Branjangan
akan mengejar sendiri undur-undur. Selain disebari undur-undur, jangan lupa
sebari kroto, sehari sekitar 1 sendok teh.
·
Poin nomer 1 bisa
dibarengi (tidak mutlak) dengan mempertemukan branjangan macet dengan
branjangan yang sedang gacor, agar mudah terpancing dan kembali gacor.
·
Untuk bubukan bata,
jangan lupa agar burung tercukupi mineralnya, gunakan bubukan bata yang
dicampur dengan mineral burung.
PENANGKARAN BRANJANGAN:
Branjangan memiliki
populasi yang mudah sekali berkembang di habitatnya. tetapi untuk menangkarnya
gampang-gampang sulit. Sebab, seperti ditulis dalam Majalah Kucica Edisi
Januari 2000, branjangan gampang stress dan tidak mau berkembang biak jika
kandanganya atau tempat sarangnya dijamah manusia. Apalagi jika saat mengerami
telur, jangan sekali-kali orang asing memasuki kandangnya, bisa-bisa induk
branjangan memecahkan telurnya.
Tidak seperti burung
kicauan lainnya, burung berwarna coklat kekuning-kuningan ini dalam proses
penjodohannya tidak harus terlebih dahulu lewat pengenalan dari pejantan dan
betina. Branjangan yang sudah dewasa atau berumur minimal setahun, sudah bisa
langsung dipertemukan jika sama-sama birahi.
Tidak ada perbedaan
ciri-ciri birahinya. Jantan dan betina sama-sama ’ngleper’ jika sedang birahi.
Dan jika telah sama-sama birahi, jika dilepas di kandang, si jantan dan betina
tidak akan berkelahi. Setelah dilepas dalam satu kandang, si jantan akan
bereaksi terlebih dahulu dengan menunjukan kegagahannya yang ditandai sayap
ngleper dan dikepalanya muncul jambul.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Penjodohan
Proses perjodohan
branjangan biasanya terjadi siang hari. Branjangan jantan suka sekali ngleper
di atas batu, sedang betina di bawahnya. Tanda-tanda penjodohan yang paling
nampak adalah ketika branjangan jantan sering membawa alang-alang kering untuk
membuat sarang. Keistimewaan branjangan ketika membuat sarang tidak selalu
memilih tempat yang disediakan oleh perawatnya. Masa penjodohan hingga bertelur
tidak pasti.
Waktu yang diperlukan
dari masa penjodohan hingga bertelur bervariasi dari 3 – 15 hari, bergantung
pada situasi lingkungan di sekitar penangkaran dan asupan gizi pakan.
Kandang penangkaran
Menangkar branjangan
tidak dibutuhkan perlengkapan dan sarana yang ’njelimet’. Hanya saja lokasi
yang sunyi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangbiakan buatan
manusia. Kandang untuk tempat penangkaran, sebagaimana lazimnya untuk dinding
terbuat adri jeruji kawat yang agak rapat (kecil). Ini agar hewan-hewan
pengganggu seperti cecak dan tikus tidak leluasa masuk. Sedangkan untuk atapnya
bisa juga jeruji kawat atau dari seng. Karena branjangan tahan terhadap suhu
udara panas, sebaiknya atapnya setengah terbuka sehingga sinar matahari bisa
menembus ke dalam kandang.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
Bahan-bahan untuk
sarang paling baik adalah alang-alang kering atau jerami. Biarkan jerami
bertebaran di tanah, karena jika sudah berjodoh, proses pembuatan sarang akan
diatur sendiri oleh branjangan tersebut.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Selain itu untuk
tempat bersarang sediakan kotak dari tanah, yang tingginya sekitar setengah
meter. Tetapi terkadang branjangan tidak suka membuat sarang di kotak buatan,
burung ini lebih suka membuat sarang di sembarang tempat asalkan terlindung
dari gangguan hewan atau manusia. Misalnya, di pojok bawah, di dekat batu, dan
lain-lain.
Pemberian pakan
Untuk tempat
pemberian makanan, sebaiknya dekat batu-batuan atau mudah dijangkau oleh
perawatnya jika akan memberi makanan. Tujuannya agar branjangan yang sedang
dalam masa penjodohan atau saat mengerami telur tidak panik. Meskipun
branjangan bisa dijinakkan, tetapi kalau perawatnya terlalu kasar atau kurang
hati-hati saat memasuki kandang, bisa saja branjangan tersebut mengalami
stress.
Makanan yang
disiapkan adalah tanaman padi, biji-bijian milet, walang atau jangkrik dan
kroto. Padi sebaiknya ditebar begitu saja sehingga branjangan bisa ’ngasin’.
Jika semua sarana itu tersedia, pasangan branjangan yang sudah birahi siap
dilepas di kandang buatan berukuran sekitar 3 x 3 meter dengan tinggi 2,25
meter.
Pengontrolan
Menangkar branjangan
harus selalu dikontrol dan dibutuhkan ketelatenan perawatnya. Karena jika ada
hewan pengganggu yang masuk, misalnya cecak, tikus, semut, atau ular; akibatnya
bisa berbahaya.
Jika branjangan
sedang mengerami telur, perawat harus sudah memperkirakan kapan kemungkinan
akan menetas. Biasanya telur yang dierami menetas antara 10-11 hari. Pada saat
menetas, harus cepat-cepat diamankan dari gangguan hewan lain. Yakni selalu
dikontrol dan kandang dibersihkan dari hewan-hewan kecil. Sebab jika tidak
cepat, akan didahului dan dimakan semut.
Branjangan bertelur
antara 3 hingga 4 butir. Tetapi terkadang ada yang tidak jadi atau pecah. Saat
menetas atau ketika indukannya meloloh piyik, porsi makanan harus diperbanyak.
Karena piyikan butuh energi yang banyak agar dapat bertahan hidup. Jika piyik
sudah berumur beberapa hari, perawat bisa lebih sering keluar masuk kandang
untuk mengontrol perkembangan piyik. Selama proses tersebut, branjangan jantan
terlihat lebih aktif mencari makanan, sedangkan betina lebih banyak menunggu di
sarang.
KENDALA UTAMA PENANGKARAN
KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
Dalam penjodohan
burung untuk penangkaran, kesulitan utama adalah menyamakan masa birahi burung.
Sebab, apabila burung tidak sama masa birahinya, maka penjodohan sulit
dilakukan. Untuk itu, Anda perlu memberikan asupan pakan yang bisa memunculkan
birahi burung, baik untuk jantan ataupun betina.
Dalam kaitan ini,
disarankan Anda menggunakan multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi
dengan suplemen lengkap dan seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk
kebutuhan utama asupan makan burung indukan.
Macet produksi
Banyak sekali kasus
burung macet produksi. Meskipun indukan jantan dan betina terlihat sehat, namun
ternyata keduanya tidak juga melakukan perkawinan. Atau kalau melakukan
perkawinan tidak terjadi pembuahan. Tanda tidak ada pembuahan adalah telur yang
kosong sampai masa pengeraman berakhir.
Sebenarnya, macet
produksi dalam kasus di atas adalah karena datangnya masa birahi burung pasca
telur menetas tidak berbarengan.
Banyak burung piyikan
mati disebabkan dia kekurangan asupan yang seharusnya tersimpan secara normal
ketika dia masih dalam bentuk telur.
PEMISAHAN PIYIK
Pemisahan bisa
dilakukan jika piyik sudah berusia antara 8-15 hari. Namun apabila kondisinya
masih perlu diloloh induknya, sebaiknya jangan dulu dipisah. Terlalu cepat
memisahkan piyik dari induknya ada segi positif dan negatifnya. Namun
sebenarnya tidak terlalu masalah jika perawat selalu memperhatikan perkembangan
piyik. Sisi positifnya piyik lebih mudah dikontrol perawatnya khususnya dari
gangguan hewan lain atau bahkan induknya sendiri. Selain itu, jika dipisahkan
lebih dini piyik akan jinak pada perawatnya.
Dampak negatifnya
jika terlambat memisahkan, piyik sulit dijinakkan dan bersifat liar karena
sudah dewasa ketika berada di kandang. Selain itu resiko gangguan binatang lain
lebih besar. Tetapi seandainya diloloh sendiri, apabila si perawat terlalu kasar
atau tidak memahami keinginan piyik, bisa berakibat kematian.
Untuk meloloh piyik
makanan harus dilembutkan terlebih dahulu. Begitu pula pemberian jangkrik atau
walang dipilih yang masih clondo dan harus dipotong-potong. Piyek yang sudah
berumur di atas 20 hari, resiko kematiannya sangat kecil asalkan tidak
terlambat memberi makanan. Jika belum tumbuh bulu sayap, saat tidur harus
diberi alas kain untuk penghangat.
PROBLEM UTAMA BRANJANGAN
1. Mabung tidak segera tuntas
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
1. Mabung tidak segera tuntas:
Branjangan yang proses mabungnya terlalu lama disebabkan oleh lambatnya
pertumbuhan bulu baru.
Berbeda
dengan kenari misalnya, branjangan tidak suka “ngemil”. Artinya,
proses mabung menjadi lamban karena tidak cukup energi untuk mendorong
pertumbuhan bulu secara cepat. Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih
dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda
dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang
berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein).
Burung harus
mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan
disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu.
Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra
untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
2. Sehabis manbung tidak cepat bunyi disebabkan
masa rekondisi burung terlalu lama.
Alternatif lain, Anda
bisa menyediakan undur-undur sebagai extrta fooding (EF) branjangan. Cari saja
binatang kecil itu (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) sebanyak 10-15
ekor. Tebar ke ke dalam bubukan bata dan akan menjadi santapan branjangan. Langkah
ini bisa dibarengi dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang
gacor, agar mudah terpancing dan kembali bunyi.
3. Bulu mudah rontok terutama
disebabkan oleh serangan parasit (kutu dan cacing) dan kekurangan mineral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar